Undangan untuk Bersukacita (Zef. 3:14-20)

Ibadah Minggu, 12 Desember 2021 (Sore)

Oleh Pdp. Tomy Handaka Patria (GBT Kristus Pelepas Malang)

Kitab ini ditulis oleh Zefanya. Arti namanya adalah “Tuhan telah bersembunyi.” Mungkin orang tuanya menamai demikian karena Yehuda sedang mengalami kegelapan rohani dalam pemerintahan Manasye. Raja ini menuntun bangsa Yehuda jatuh dalam penyembahan berhala. Bahkan, Alkitab mencatat kejahatannya melebihi orang-orang Kanaan (1Raj. 21:1-2).

Ketika Zefanya melayani, Yehuda mulai berada di bawah pemerintahan Yosia yang melakukan pembaruan rohani. Namun, apa yang dilakukan Yosia tidak mampu mengubah hati bangsa Yehuda. Karena menjauh dari Tuhan, maka bangsa Yehuda berada dalam masa kegelapan.

Karena sudah jatuh dalam dosa, kita semua memulai hidup dalam kegelapan. Tepatlah seperti yang tertulis dalam Alkitab bahwa hidup penuh kesukaran dan penderitaan (Mzm. 90:10). Tabiat dosa yang ada di dalam diri kita menuntun pada kecenderungan untuk “lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah” (2Tim. 3:4). Dari luar menghadapi tekanan, sementara di dalam memiliki kelemahan. Inilah yang membuat kita tidak mungkin menemukan sukacita sejati melalui apa yang ada di dunia ini.

Apa solusinya? Berbagai cara diupayakan oleh manusia. Tetapi, hanya Allah yang mampu memberikannya. Dalam bagian ini tertulis, “TUHAN ada di antaramu” (ay. 15, 17). Ini menekankan bahwa Tuhan hadir di tengah kita, yang nantinya digenapi melalui kelahiran Kristus. Akan ada hari Tuhan, yang pada masa Perjanjian Lama merupakan saat pembebasan dari bangsa asing. Tetapi, akan digenapi secara penuh ketika Kristus datang kedua kali.

Pada Hari Tuhan, Dia tidak hanya menghukum dosa, melainkan juga memberikan keselamatan pada orang yang percaya kepada-Nya. Inilah sukacita kita yang sejati. Marilah kita menerima undangan-Nya dan membagikannya kepada orang-orang di sekitar kita, yang berada dalam kegelapan. Amin.

REFLEKSI

Jika kamu memiliki iman, maka tidak ada kemungkinan lain yang bisa hatimu lakukan selain melimpah dengan sukacita dalam Tuhan (Martin Luther)

PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN

  1. Apakah Anda yakin bahwa Kabar Baik dalam Alkitab lebih bernilai dibanding kabar baik lainnya di dunia ini? Mengapa?
  2. Bagaimana membedakan apakah sukacita kita berasal dari Allah atau berasal dari hawa nafsu semata?

AYAT ALKITAB TERKAIT

14 Bersorak-sorailah, hai puteri Sion, bertempik-soraklah, hai Israel! Bersukacitalah dan beria-rialah dengan segenap hati, hai puteri Yerusalem! 15 TUHAN telah menyingkirkan hukuman yang jatuh atasmu, telah menebas binasa musuhmu. Raja Israel, yakni TUHAN, ada di antaramu; engkau tidak akan takut kepada malapetaka lagi. 16 Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem: “Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu. 17 TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai, 18 seperti pada hari pertemuan raya.” “Aku akan mengangkat malapetaka dari padamu, sehingga oleh karenanya engkau tidak lagi menanggung cela. 19 Sesungguhnya pada waktu itu Aku akan bertindak terhadap segala penindasmu, tetapi Aku akan menyelamatkan yang pincang, mengumpulkan yang terpencar dan akan membuat mereka yang mendapat malu menjadi kepujian dan kenamaan di seluruh bumi. 20 Pada waktu itu Aku akan membawa kamu pulang, yakni pada waktu Aku mengumpulkan kamu, sebab Aku mau membuat kamu menjadi kenamaan dan kepujian di antara segala bangsa di bumi dengan memulihkan keadaanmu di depan mata mereka,” firman TUHAN. (Zef. 3:14-20)

1 Manasye berumur dua belas tahun pada waktu ia menjadi raja dan lima puluh lima tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Hefzibah. 2 Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, sesuai dengan perbuatan keji bangsa-bangsa yang telah dihalau TUHAN dari depan orang Israel.” (2Raj. 21:1-2)

“Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap” (Mzm. 90:10)

About the author

Leave a Reply