Ibadah Umum I, 9 Oktober 2022
Oleh: Pdt. Tjeng Kiem Gwan
Tuhan Yesus adalah Gembala yang baik. Dia memelihara, melindungi, menjaga, bahkan memberikan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya (ay. 11). Dia melakukan itu semua karena kasih-Nya kepada domba-domba-Nya yang lemah. Apa yang Dia lakukan ini berbeda dengan “gembala upahan” yang melarikan diri ketika bahaya datang (ay. 13).
Bagaimana caranya supaya kita dapat menikmati kebaikan Tuhan? Kita perlu membangun relasi antara domba dan Gembala (ay. 14). Kita dapat melakukannya karena Dia adalah Allah yang hidup. Relasi tersebut begitu intim seperti Tuhan Yesus dan Bapa, sehingga Dia pun rela memberikan nyawa-Nya bagi kita (ay. 15). Jika demikian, apa lagi yang kita takutkan?
Mari bangun relasi dengan Tuhan Yesus melalui doa dan firman. Hiduplah dalam anugerah dan pemeliharaan Sang Gembala Agung. Janganlah kita dicerai-beraikan oleh Si Jahat. Amin.
REFLEKSI
Tuhan Yesus bukan hanya pengakuan iman atau doktrin belaka, namun Dia benar-benar kita miliki (Dwight L. Moody)
PERTANYAAN DISKUSI
- Apa tanda-tanda bahwa seseorang sedang dalam kondisi “melepaskan diri” dari tuntunan Sang Gembala?
- Bagaimana relasi Anda dengan Sang Gembala? Apa saja yang masih menghalangi?
REFERENSI
11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; 12 sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. 13 Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. 14 Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku 15 sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. (Yoh. 10:11-15)