Ibadah Umum II, 18 September 2022

Oleh: Ev. Chandra Wim

Seperti halnya yang terjadi dalam pelayanan Tuhan Yesus yang lain, dalam perikop ini, visi juga diikuti dengan aksi (bukan sekadar diskusi). Ketika murid-murid-Nya melihat seorang yang buta sejak lahir, Tuhan Yesus menjelaskan pada mereka bahwa penderitaan tidak selalu diakibatkan oleh dosa. Dia tidak menjelaskan alasan orang tersebut terlahir buta, tetapi tujuan orang tersebut terlahir buta (ay. 3). Melalui peristiwa tersebut, Tuhan Yesus menyatakan siapa diri-Nya, yaitu Terang Dunia (ay. 5).

Sesuatu yang aneh kemudian terjadi ketika Tuhan Yesus menyembuhkan orang buta tersebut dengan ludah (ay. 6). Mengapa Tuhan Yesus melakukan hal itu? Kemungkinan, Tuhan Yesus sedang menyatakan bahwa Dia bekerja dan Dialah Allah adalah hari Sabat (ay. 14). Selain itu, beberapa penafsir juga mengatakan bahwa peristiwa tersebut menggemakan penciptaan manusia dari debu tanah  dalam kitab Kejadian. Jadi, Tuhan Yesus memakai ludah-Nya, mengaduk dalam tanah, untuk menyatakan ciptaan yang baru.

Kemudian, Yohanes juga sengaja menuliskan arti nama Siloam, yaitu “yang diutus” (ay. 7). Ini selaras dengan pernyataan Tuhan Yesus dalam ayat 4. Jadi, Tuhan Yesus yang diutus Bapa, mengutus orang buta tersebut ke kolam Siloam untuk kemudian diutus oleh-Nya setelah sembuh. Bapa-Bapa Gereja mengaitkan hal ini dengan orang-orang yang telah dibaptis dan diutus ke dalam dunia.

Kesembuhan yang dialami orang buta tersebut membuat heran banyak orang (ay. 9). Ketika seseorang berjumpa dengan Kristus, akan ada perubahan hidup dalam dirinya. Dia kemudian menjadi seorang saksi yang setia dan berani, sementara orang tua (ay. 22). Apa kesaksian hidup yang bisa Anda bagikan kepada orang lain setelah Anda dimelekkan oleh Tuhan Yesus secara rohani? Amin.

REFLEKSI

Tidak boleh ada ketawaran hati dan ketakutan duniawi yang boleh mengalihkan kita dari mengikut Terang Dunia dengan teguh (J.R.R. Tolkien)

PERTANYAAN DISKUSI

  1. Apa saja yang menjadi ciri-ciri orang yang “buta rohani”? Apakah ciri-ciri tersebut masih ada dalam diri Anda?
  2. Apa saja yang menghalangi Anda untuk mengikut Sang Terang Dunia dengan sepenuh hati dalam kehidupan sehari-hari?

REFERENSI AYAT ALKITAB

1 Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. 2 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” 3 Jawab Yesus: “Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. 4 Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja. 5 Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia.” 6 Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludah-Nya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi 7 dan berkata kepadanya: “Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam.” Siloam artinya: “Yang diutus.” Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.

8 Tetapi tetangga-tetangganya dan mereka, yang dahulu mengenalnya sebagai pengemis, berkata: “Bukankah dia ini, yang selalu mengemis?” 9 Ada yang berkata: “Benar, dialah ini.” Ada pula yang berkata: “Bukan, tetapi ia serupa dengan dia.” Orang itu sendiri berkata: “Benar, akulah itu.” 10 Kata mereka kepadanya: “Bagaimana matamu menjadi melek?” 11 Jawabnya: “Orang yang disebut Yesus itu mengaduk tanah, mengoleskannya pada mataku dan berkata kepadaku: Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu. Lalu aku pergi dan setelah aku membasuh diriku, aku dapat melihat.” 12 Lalu mereka berkata kepadanya: “Di manakah Dia?” Jawabnya: “Aku tidak tahu.”

13 Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu kepada orang-orang Farisi. 14 Adapun hari waktu Yesus mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu, adalah hari Sabat. 15 Karena itu orang-orang Farisipun bertanya kepadanya, bagaimana matanya menjadi melek. Jawabnya: “Ia mengoleskan adukan tanah pada mataku, lalu aku membasuh diriku, dan sekarang aku dapat melihat.” 16 Maka kata sebagian orang-orang Farisi itu: “Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat.” Sebagian pula berkata: “Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mujizat yang demikian?” Maka timbullah pertentangan di antara mereka. 17 Lalu kata mereka pula kepada orang buta itu: “Dan engkau, apakah katamu tentang Dia, karena Ia telah memelekkan matamu?” Jawabnya: “Ia adalah seorang nabi.” 18 Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak percaya, bahwa tadinya ia buta dan baru dapat melihat lagi, sampai mereka memanggil orang tuanya 19 dan bertanya kepada mereka: “Inikah anakmu, yang kamu katakan bahwa ia lahir buta? Kalau begitu bagaimanakah ia sekarang dapat melihat?” 20 Jawab orang tua itu: “Yang kami tahu ialah, bahwa dia ini anak kami dan bahwa ia lahir buta, 21 tetapi bagaimana ia sekarang dapat melihat, kami tidak tahu, dan siapa yang memelekkan matanya, kami tidak tahu juga. Tanyakanlah kepadanya sendiri, ia sudah dewasa, ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri.” 22 Orang tuanya berkata demikian, karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, sebab orang-orang Yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang mengaku Dia sebagai Mesias, akan dikucilkan. 23 Itulah sebabnya maka orang tuanya berkata: “Ia telah dewasa, tanyakanlah kepadanya sendiri.” 24 Lalu mereka memanggil sekali lagi orang yang tadinya buta itu dan berkata kepadanya: “Katakanlah kebenaran di hadapan Allah; kami tahu bahwa orang itu orang berdosa.” 25 Jawabnya: “Apakah orang itu orang berdosa, aku tidak tahu; tetapi satu hal aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat.” (Yoh. 9:1-25)

About the author

Leave a Reply