Ibadah Minggu, 5 Desember 2021 (Pagi)
Oleh Pdt. Martin Stefanus (GBT Jemaat Bukit Sion Tangerang)
Dalam situasi pandemi, banyak orang mengalami stres dan putus asa. Seperti halnya orang-orang lainnya di dunia, maka orang-orang percaya juga terkena dampak pandemi. Bedanya, orang-orang percaya memiliki Tuhan, yang memberikan harapan melalui firman-Nya. Mengapa ada harapan itu?
Pertama, harapan bersemi sebab Allah melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya (ay. 68). Kalimat yang diucapkan oleh Zakharia ini bukan ditujukan kepada anaknya yang baru lahir, yaitu Yohanes Pembaptis. Namun, ditujukan kepada seorang anak yang akan lahir kemudian, yaitu Tuhan Yesus. Kata melawat (Yun. episkeptomai) di sini bukan sekadar datang, namun untuk memberi pertolongan. Kata ini juga digunakan ketika Tuhan Yesus membangkitkan seorang anak muda di Nain (Luk. 7:16-17). Inilah harapan kita semua, ada Seorang yang datang bukan hanya untuk berkunjung, namun juga untuk menolong.
Orang Israel menaruh harapan adanya tanduk keselamatan dari keturunan Daud. Ucapan Zakharia tadi memunculkan kembali harapan ini. Demikian pula masa Natal mengingatkan kita bahwa Allah melawat kita dengan terang (Mat. 4:16). Selain itu, masa Natal juga mengingatkan bahwa Allah melepaskan kita (Luk. 1:71).
Kedua, harapan bersemi sebab seorang Putra telah lahir (Yes. 9:5). Kelahiran Yesus Kristus dinubuatkan Nabi Yesaya saat Israel mengalami masa-masa gelap sebagai suatu bangsa. Mereka sangat menantikan datangnya Mesias, Sang Pembebas, sebagai pahlawan. Namun yang datang bukanlah pahlawan yang gagah perkasa, tetapi justru seorang Anak.
Apa artinya? Dalam situasi pandemi ini, yang biasa diutamakan adalah kekuatan dan keberanian. Tetapi hanya dengan kelemahlembutan (bukan lemah), maka kita bisa melewati masa sulit ini. Anak yang lahir menjadi simbol bahwa bagi kita telah disediakan hari depan yang penuh harapan (Yer. 29:11). Amin.
REFLEKSI
Ketika tidak ada harapan dalam masa depan, maka tidak akan ada pula kekuatan di masa kini (John Maxwell)
PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN
- Apa bedanya pengharapan dari Alkitab dengan pengharapan yang lainnya?
- Bagaimana bentuk praktis dari pengharapan ini yang bisa Anda lakukan dalam masa pandemi?
AYAT ALKITAB TERKAIT
68 “Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan membawa kelepasan baginya, 69 Ia menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu, (Luk. 1:68-69)
untuk melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci kita, (Luk 1:71)
16 Semua orang itu ketakutan dan mereka memuliakan Allah, sambil berkata: “Seorang nabi besar telah muncul di tengah-tengah kita,” dan “Allah telah melawat umat-Nya.” 17 Maka tersiarlah kabar tentang Yesus di seluruh Yudea dan di seluruh daerah sekitarnya. (Luk. 7:16-17)
bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang. (Mat. 4:16)
Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. (Yes. 9:5)
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. (Yer. 29:11)