Ibadah Minggu, 25 Juli 2021 (Sore)

Oleh Pdt. Nyoman Widiantara (Perkumpulan Keluarga Kharis)

Suatu kali, Tuhan meminta Musa untuk mengutus dua belas pengintai memasuki tanah yang akan Dia berikan kepada umat-Nya. Mereka diminta untuk mengamati keadaan militer, demografi (penduduk), serta geografi tanah tersebut. Setelah kembali, sepuluh orang dari pengintai itu merasa gentar dengan penduduk yang ada di sana. Hanya Kaleb dan Yosua yang memiliki iman bahwa Tuhan akan memberikan tanah itu kepada mereka.

Walaupun melihat objek yang sama, kesimpulan mereka berbeda. Mengapa bisa demikian? Kesepuluh pengintai tadi melihat dari sudut pandang mereka sendiri. Sementara itu, Kaleb dan Yosua melihat dari sudut pandang Tuhan. Mereka tidak hanya melihat apa yang di depan mata, tetapi juga mengingat apa yang telah dijanjikan Tuhan (ay. 2).

Pada saat ini, mungkin ada di antara kita yang takut menghadapi hari esok. Berbagai hal bisa membuat kita cemas: masalah kesehatan, pekerjaan, utang, kehilangan orang yang disayangi, dan sebagainya. Mari kita belajar dari Kaleb dan Yosua, bukan dari sepuluh pengintai lainnya.

Memang (masa depan yang mengkhawatirkan) yang kita lihat sama. Tetapi marilah kita memandangnya dengan cara yang berbeda melalui sudut pandang firman Tuhan. Ketika keadaan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan, maka kembalilah kepada firman Tuhan karena di situlah letak pengharapan kita yang sesungguhnya. Ingatlah bahwa Tuhan selalu memiliki cara untuk menolong kita (Mzm. 48:6). Amin.

REFLEKSI

Ketika tidak ada harapan akan masa depan, maka tidak akan ada kekuatan pada masa sekarang (John Maxwell)

PERTANYAAN UNTUK DIRENUNGKAN

  1. Apa bedanya pengharapan di dalam Tuhan dengan keinginan pribadi?
  2. Apa yang menyebabkan pengharapan kita pudar? Apa yang dapat Anda lakukan untuk memupuk pengharapan yang benar di dalam Tuhan?

AYAT ALKITAB TERKAIT

1 TUHAN berfirman kepada Musa: 2 “Suruhlah beberapa orang mengintai tanah Kanaan, yang akan Kuberikan kepada orang Israel; dari setiap suku nenek moyang mereka haruslah kausuruh seorang, semuanya pemimpin-pemimpin di antara mereka.” (Bil. 13:1-2)

25 Sesudah lewat empat puluh hari pulanglah mereka dari pengintaian negeri itu, 26 dan langsung datang kepada Musa, Harun dan segenap umat Israel di Kadesh, di padang gurun Paran. Mereka membawa pulang kabar kepada keduanya dan kepada segenap umat itu dan memperlihatkan kepada sekaliannya hasil negeri itu. 27 Mereka menceritakan kepadanya: “Kami sudah masuk ke negeri, ke mana kausuruh kami, dan memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya, dan inilah hasilnya. 28 Hanya, bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar, juga keturunan Enak telah kami lihat di sana. 29 Orang Amalek diam di Tanah Negeb, orang Het, orang Yebus dan orang Amori diam di pegunungan, orang Kanaan diam sepanjang laut dan sepanjang tepi sungai Yordan.” 30 Kemudian Kaleb mencoba menenteramkan hati bangsa itu di hadapan Musa, katanya: “Tidak! Kita akan maju dan menduduki negeri itu, sebab kita pasti akan mengalahkannya!” 31 Tetapi orang-orang yang pergi ke sana bersama-sama dengan dia berkata: “Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita.” 32 Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka, dengan berkata: “Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya. 33 Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami.” (Bil. 13:25-33)

6 Tetapi Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune, yang termasuk orang-orang yang telah mengintai negeri itu, mengoyakkan pakaiannya, 7 dan berkata kepada segenap umat Israel: “Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya. 8 Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. 9 Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN menyertai kita; janganlah takut kepada mereka.” (Bil. 14:6-9)

Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda, itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus; (Mzm. 48:6)

About the author

Leave a Reply